Tribunpandawa.id, Cimahi – Pemerintah Kota Cimahi menggelar Apel Gelar Pasukan Siaga Bencana di Lapangan Apel Pemkot Cimahi tahun 2025. Kegiatan ini digelar sebagai langkah antisipasi menghadapi potensi bencana gempa bumi, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, serta cuaca ekstrem yang kerap terjadi menjelang akhir tahun.
Apel tersebut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudistira, bersama unsur Forkopimda, Kapolres Cimahi, Basarnas, serta perwakilan BPBD Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.
Dalam wawancaranya dengan awak media, Wakil Wali Kota Adhitia Yudistira menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bentuk kesiapsiagaan lintas instansi dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
![]() |
Seperti kita tahu, memasuki triwulan akhir, Cimahi sering dilanda bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan pergeseran tanah,” ujar Adhitia.
Ia juga menambahkan bahwa status siaga bencana telah resmi ditetapkan oleh Pemkot Cimahi, lengkap dengan SOP penanganan darurat di bawah koordinasi BPBD.
Pemeriksaan kelengkapan alat, kesiapan personel, serta pengecekan lapangan menjadi bagian dari rangkaian kesiapan menghadapi musim hujan intensif.
“Kita sudah tetapkan status siaga bencana. Semua instrumen sudah siap. BPBD dan OPD teknis lainnya telah memiliki rencana kontingensi untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Alhamdulillah, SOP sudah lengkap dan siap dijalankan,” tambahnya.
Sebagai langkah lanjutan, Pemkot Cimahi juga akan menerapkan Early Warning System (EWS) pada tahun 2026. Sistem peringatan dini ini akan dipasang di setiap kelurahan untuk mendeteksi potensi bencana secara cepat dan akurat.
“Insya Allah tahun depan Cimahi akan punya sistem peringatan dini. Satu kelurahan, satu EWS. Semua warga nantinya bisa mengakses melalui aplikasi yang disediakan pemerintah,” jelas Adhitia.
Ia pun mengimbau warga Cimahi untuk tetap waspada dan menjaga lingkungan, terutama menjelang puncak musim hujan.
“Sampai Januari nanti, kita harus tetap siaga karena curah hujan tinggi diprediksi terjadi di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Cimahi,” pungkasnya.
(Mang Cu Bacuner's)


