Tribunpandawa.id, Cimahi - Di balik hiruk pikuk kota dan derasnya arus modernisasi, kisah kehidupan wong cilik rakyat kecil selalu menyimpan makna mendalam yang tak lekang oleh waktu.
Hujan atau panas bukan lagi alasan untuk berhenti berjuang.
Mereka tetap melangkah, menantang kerasnya hidup dengan senyum dan harapan.
Di antara kisah itu, terselip potret seorang ayah sederhana. Dengan pakaian yang basah kuyup diguyur hujan, ia tampak menggendong anak kecilnya di pelukan. Dalam bisikan lembut, terdengar janji tulus,
“Nanti kalau Ayah dapat rejeki, kita makan di tempat favoritmu ya, De.”
Kalimat sederhana itu menyentuh hati siapa pun yang mendengarnya.
Sebuah janji kecil yang menyimpan cinta besar seorang ayah meski kalah oleh keadaan, ia tak pernah menyerah. Dalam peluh dan doa, tersimpan tekad untuk terus melangkah, yakin bahwa esok pasti lebih baik.
Kisah ini menjadi cermin kehidupan banyak wong cilik di sekitar kita. Mereka yang tetap berjuang, tak peduli seberapa berat beban hidup yang harus dipikul.
Dari mereka, kita belajar arti ketulusan, kesabaran, dan harapan yang tak pernah padam.
Karena hidup bukan soal seberapa cepat kita sampai, tapi seberapa kuat kita bertahan. Mungkin belum hari ini rezeki itu datang, tapi siapa tahu besok adalah saatnya Tuhan menjawab perjuangan mereka.
(Mang Cu Bacuner's)