Tribunpandawa.id, Cimahi – Jurnalis bukan sekadar profesi yang hanya identik dengan bertanya atau sekadar dijuluki “CNN” (cuma nanya-nanya). Lebih dari itu, jurnalis adalah garda terdepan dalam menyampaikan informasi faktual, cepat, dan akurat kepada publik.
Di era digital saat ini, pemberitaan bahkan bisa tayang hanya dalam hitungan menit melalui platform daring.
Namun, di balik cepatnya arus informasi, perjuangan seorang jurnalis tidaklah mudah. Proses mencari berita sering kali menguji kesabaran, ketekunan, hingga ketahanan fisik.
Tak jarang ,rasa lapar dan haus menjadi teman setia di lapangan demi mendapatkan informasi yang dibutuhkan masyarakat.
Kesulitan lain muncul ketika berhadapan dengan instansi pemerintahan.
Jurnalis kerap merasa seperti “pengemis informasi” yang harus sabar menghadapi berbagai alasan, mulai dari “sedang rapat” hingga “sedang meeting,” meski sebenarnya pejabat yang dituju berada di kantor.
Kondisi ini semakin menegaskan pentingnya membangun relasi yang baik agar jurnalis bisa lebih dihargai dan memperoleh akses informasi secara terbuka.
Hal serupa juga dialami ketika berhubungan dengan anggota DPRD. Ada kalanya salam yang dikirim lewat pesan singkat tidak kunjung mendapat jawaban, padahal dalam ajaran Islam menjawab salam adalah sebuah kewajiban.
Tantangan-tantangan inilah yang menuntut jurnalis untuk selalu bersabar, mengendalikan emosi, dan tetap profesional.
Sebab,tugas jurnalis bukan hanya mencari berita, melainkan juga menjalankan peran penting sebagai kontrol sosial.
Lebih dari itu, profesi ini juga berkaitan dengan tanggung jawab moral: membawa pulang rezeki halal untuk keluarga dari kerja keras di lapangan.(Mang Cu Bacuner's)
Salam Jurnalis.
