Tribunpandawa.id, Cimahi - Sabtu 26 Juli 2025, Cimahi kota kecil di tepian barat kota Bandung, tak sekadar dikenal dengan riuhnya aktivitas masyarakat atau geliat pembangunan yang perlahan menampakkan wajah modern.
Ada sejuta cerita yang mengalir di sela-sela trotoar, warung makan sederhana, hingga pertemuan hangat di sudut kota tempat profesi, pertemanan, bahkan politik melebur menjadi satu.
Siang itu, Sabtu (26/7), sosok yang dikenal dengan sebutan King Of Bacuner's, tersenyum sembari menyusuri kawasan Cimahi Selatan. Tujuannya sederhana, makan siang di kedai sederhana Soto Kwali yang berdiri anggun di seberang kantor Kecamatan Cimahi Selatan.
“Kadang, satu kesalahan bisa menghapus seribu kebaikan,” ungkapnya dengan nada datar namun dalam, seolah mengajak merenung, bukan menggurui.
Tak berhenti di situ, king Of Bacuner dengan gaya khasnya menambahkan serpihan filosofi yang diracik dari pahit-manis kehidupan.
“Dalam hidup, ada yang harus ditelan walau pahit, itu keputusan.
Ada yang harus diterima meski menyakitkan, itu kepergian.
Dan ada yang harus dicoba meski terasa berat: itu ikhlas.”
Bukan ceramah. Bukan pidato. Hanya potongan kalimat yang terucap di sela uap soto yang mengepul, dan di hati mereka yang sudi mendengar. Cimahi, sekali lagi, tak pernah kehabisan cerita. Bahkan dari sudut paling sederhana, ia menyimpan hikmah yang tak lekang oleh waktu.

