Tribunpandawa.id, Cimahi - Harmoni Lintas Fraksi Demi Budaya Sunda, Komitmen DPRD Cimahi Lestarikan Tradisi Mapag Panganten di Technopark Cimahi Jum'at 25 Juli 2025.
Dalam balutan nuansa tradisi yang kental, Anggota DPRD Kota Cimahi Komisi II dari Fraksi PKS, Yefi Abdullah, S.E., menegaskan komitmennya terhadap pelestarian warisan budaya Sunda, khususnya tradisi Mapag Panganten.
Bertempat di salah satu acara kebudayaan yang digelar Disbudparpora Cimahi hari ini, Yefi hadir bersama rekannya dari Fraksi Golkar, Agung Rohama Shidiq, S.H., LL.M., menunjukkan bahwa cinta terhadap budaya tidak mengenal batas fraksi.
“Mapag Panganten Sunda bukan sekadar ritual menyambut pengantin. Ia adalah refleksi nilai-nilai luhur masyarakat Sunda sopan santun, gotong royong, hingga penghormatan terhadap leluhur.Tradisi ini harus tetap hidup, dan itu menjadi tanggung jawab kita bersama,” tegas Yefi penuh semangat.
Sebagai anggota legislatif di Komisi II yang membidangi ekonomi dan pembangunan, Yefi menaruh perhatian khusus pada para pelaku seni yang menjadi ujung tombak pelestarian budaya. Ia mendorong agar mereka terus diberi ruang untuk berkarya, berinovasi, dan menyelaraskan seni tradisi dengan perkembangan zaman.
“Pelaku seni adalah penjaga peradaban. Selama mereka terus berkarya, budaya kita tak akan punah,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Yefi juga menyampaikan apresiasi tinggi terhadap peran Disbudparpora Kota Cimahi yang dinilai konsisten dalam mendukung program-program pelestarian budaya daerah.
“Saya acungi jempol untuk Disbudparpora. Tanpa dukungan seperti ini, tak mungkin kita bisa merawat akar budaya lokal di tengah gempuran budaya global,” tambahnya.
Kehadiran Agung Rohama Shidiq di acara tersebut semakin mempertegas bahwa pelestarian budaya adalah kerja kolektif, melampaui sekat-sekat politik.
Dukungan lintas fraksi seperti ini menjadi bukti bahwa kebudayaan bisa menjadi jembatan persatuan dan kebanggaan bersama.
Yefi berharap, sinergi antara legislatif, eksekutif, pelaku seni, dan masyarakat dapat terus ditingkatkan. “Dengan kebersamaan, kita tidak hanya mempertahankan budaya, tapi juga menjadikannya motor penggerak identitas dan kebanggaan Kota Cimahi.”
Mapag Panganten bukan sekadar adat, melainkan denyut nadi kultural yang mengalirkan nilai ke dalam setiap generasi. Dan hari ini, Cimahi membuktikan bahwa warisan itu terus dirawat dengan cinta, komitmen, dan kebersamaan.
(Mang Cu Bacuner's)
