BSM0Gpd8GpW9Gfd7TSz6BUWpBY==
Breaking
News

Kapten di Balik Asap, Iknosi Jadi Tersangka''

Ukuran huruf
Print 0

Tribunpandawa.id, Sulawesi Utara – Laut Talise yang biasanya memantulkan kisah cinta dan cita-cita pelaut, berubah menjadi lautan duka yang menelan asa, ketika KM Barcelona 5 dilalap si jago merah pada Minggu, 20 Juli 2025.

 Api yang menyala di tengah perairan itu tidak hanya membakar badan kapal, tetapi juga meninggalkan luka dalam di hati bangsa.

 Jeritan minta tolong dan isak tangis menyatu dengan suara ombak, mengukir satu lagi bab kelam dalam sejarah pelayaran Indonesia.

Dari balik tabir asap dan kobaran api, satu nama mencuat dan kini menjadi pusat perhatian publik Iknosi Bawotong, sang kapten kapal, yang resmi ditetapkan sebagai tersangka utama dalam tragedi ini oleh Polda Sulawesi Utara. 

"Benar, sudah ada penetapan tersangka. Inisial IB, kapten kapal," tegas Kombes Pol Alamsyah Hasibuan, Kabid Humas Polda Sulut, dalam keterangan pers, Senin malam, 21 Juli 2025.

Deretan Kelalaian yang Berujung Petaka

Hasil penyelidikan sementara mengungkap serangkaian kelalaian yang tak bisa ditoleransi. Sistem keamanan kapal disebut tidak berfungsi optimal, jumlah pelampung tak mencukupi, dan jalur evakuasi tidak sesuai standar. 

Tragedi yang seharusnya dapat dicegah itu justru berubah menjadi pelayaran terakhir bagi sejumlah penumpang.

“Saya Peluk Adik dan Lompat ke Laut…”

Tia (26), salah satu korban selamat, masih menyisakan trauma mendalam. Saat ditemui awak media, suaranya bergetar mengenang detik-detik ketika hidup dan mati hanya dipisahkan oleh asap dan nyala api.

 "Saya dengar anak-anak teriak. Asap tebal… orang panik… Saya peluk adik saya dan lompat ke laut. Kami berenang sambil berdoa. Tuhan, tolong kami…”  ucap Tia dengan mata berkaca.

Tangis, Peluk, dan Asa di Tepi Dermaga

Di balik tragedi, muncul juga cerita kemanusiaan yang menghangatkan. Warga sekitar bergegas memberikan bantuan, selimut, makanan, dan pelukan bagi mereka yang selamat.  

Tim SAR dan relawan bahu-membahu melawan waktu, menjinakkan api, menyisir korban, dan menenang­kan keluarga yang menunggu dengan harap dan cemas di dermaga.

Titik Awal Penegakan Hukum

Penetapan Kapten Iknosi sebagai tersangka adalah sinyal bahwa tragedi ini tidak akan berakhir dalam tumpukan berita semata. 

Proses penyidikan masih berlangsung, dan publik menanti jawaban: apakah ini murni kelalaian pribadi atau bagian dari rantai pengawasan yang lemah dalam dunia pelayaran nasional?

Sosok kapten yang seharusnya jadi simbol keselamatan, kini harus bertanggung jawab, bukan hanya di depan hukum, tapi juga di hadapan keluarga korban dan masyarakat luas.

Setelah Abu, Harapan Mesti Dinyalakan

Pemerintah pusat dan daerah berjanji melakukan evaluasi menyeluruh atas sistem keselamatan pelayaran, terutama di kapal-kapal penumpang yang mengangkut ratusan nyawa. 

Komitmen ini diharapkan bukan sekadar retorika, melainkan langkah nyata agar tak ada lagi pelayaran yang berakhir jadi pelam-pelan penderitaan.

"Ini bukan hanya tentang kapal terbakar. Ini tentang nyawa, tentang keluarga yang tak akan pernah lengkap lagi. Semoga ini jadi tragedi terakhir," kata seorang relawan sambil menyeka air mata.*


Kapten di Balik Asap, Iknosi Jadi Tersangka''
Periksa Juga
Next Post
Tautan berhasil disalin