BSM0Gpd8GpW9Gfd7TSz6BUWpBY==
Breaking
News

Jurnalis Bukan Sekadar Profesi, Tapi Perjalanan Jiwa

Ukuran huruf
Print 0

TribunPandawa.id, Cimahi  – Menjadi jurnalis bukan hanya soal mengejar berita, mengetik naskah, atau memotret peristiwa. Profesi ini adalah perjalanan panjang, sunyi, kadang sepi tepuk tangan. Di balik headline dan breaking news, ada jiwa yang terus diuji oleh waktu, tekanan, dan tuntutan aktualitas.

Kesabaran dan ketekunan memang penting. Tapi itu bukan jaminan utama untuk bisa bertahan atau bersaing. Di tengah gelombang persaingan media yang makin deras, seorang jurnalis dituntut tak hanya kuat secara mental, tapi juga terus menyulut inspirasi dalam dirinya sendiri.

Tak perlu membandingkan langkahmu dengan orang lain. Sebab, seperti halnya matahari dan bulan tak pernah mereka bersaing, namun tetap bersinar indah di waktu yang telah ditentukan.  

Begitu pun dalam dunia jurnalistik, setiap individu punya waktunya sendiri untuk bersinar, untuk dikenang, dan untuk memberi makna.

Jangan biarkan dirimu terpenjara oleh rutinitas. Liputan demi liputan bukan sekadar daftar tugas, tapi petualangan menuju pemahaman baru tentang dunia dan tentang diri sendiri. 

 Hidup sebagai jurnalis adalah petualangan intelektual dan emosional bukan penjara waktu yang membosankan.

Karena di balik setiap berita, ada kisah yang lebih besar  kisah tentang perjuangan, nilai, dan kejujuran seorang pewarta. Dan dalam kisah itulah, seorang jurnalis menemukan arti dari profesinya bukan sekadar pekerjaan, tapi panggilan hidup.

(Mang Cu Bacuner's)


Jurnalis Bukan Sekadar Profesi, Tapi Perjalanan Jiwa
Periksa Juga
Next Post
Tautan berhasil disalin