TribunPandawa.id Cimahi — Dunia lapangan kerap dicap sebagai dunia keras. Tempat di mana keringat adalah bahasa sehari-hari dan tekanan datang dari segala arah. Namun di balik semua itu, ada satu hal yang sering dilupakan: kekuatan kata.
Dalam kehidupan yang penuh perjuangan, kata-kata memiliki kuasa yang tak terlihat namun terasa. Ia bisa menjadi batu yang melukai, atau sebaliknya, air yang menyejukkan.
Seperti pepatah lama yang kembali menggema, “Kata-kata lebih tajam dari pedang.”
Pedang mungkin melukai tubuh, tapi kata dapat menggores hati hingga tak sembuh bertahun-tahun.
“Kata-kata bisa membakar atau menyejukkan. Pilihlah untuk membangun, bukan menghancurkan.”
Ungkapan ini menjadi pengingat, bahwa meski hidup keras, kita tetap punya pilihan: menjadi pengobar atau penenang. Sebab, dalam dunia yang penuh kompetisi, empati dan komunikasi bisa jadi kekuatan yang paling revolusioner.
Di tengah riuh suara mesin, bentakan tugas, atau diamnya kesepian, satu kata tulus bisa mengubah hari seseorang.
Maka, bila kerasnya dunia lapangan tak bisa dihindari, setidaknya jangan ikut mengeraskan hati.
(Mang Cu Bacuner's)
