Tribunpandawa.id, Cimahi - Kota Cimahi Jawa Barat tiba-tiba menjadi sorotan dunia. Delegasi dari Pakistan, dipimpin CEO SPHF, Khalid Mehmood Shaikh, berkunjung langsung ke Kota Tentara ini, bukan untuk wisata, tapi untuk belajar tentang program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas).
Misi mereka jelas menggali ilmu dari praktik terbaik Cimahi demi mempersiapkan program SPHF WASH Initiative di Pakistan.
Dua titik sukses di Cimahi jadi destinasi wajib RW 01 Kelurahan Cibereum dan RW 26 Kelurahan Melong
Keduanya dikenal sebagai kampung pelopor sanitasi ramah lingkungan.
Delegasi Pakistan pun terpesona, terutama dengan inovasi lokal yang tak biasa warga menggunakan botol bekas sebagai media filtrasi biologis dalam pengolahan air limbah!
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Cimahi tak hanya unik, tapi juga sederhana, murah, dan bisa dioperasikan warga sendiri.
Lebih dari itu, komitmen warga dalam merawat fasilitas dan rutin membayar iuran jadi poin plus yang membuat Pakistan angkat topi.
Kunjungan ini juga didampingi jajaran dari Kementerian PUPR, termasuk Astriana Harjanti, Friska Nur Afianti, serta Nining Widiyati dari DPKP Kota Cimahi.
Di hadapan media, Nining Widiyati bangga bukan main.
“Ini bukan sekadar kunjungan biasa, ini pengakuan dunia. Bukti bahwa semangat gotong royong warga Cimahi dalam menjaga sanitasi bisa menginspirasi global,” ucapnya dengan bangga.
Ia menegaskan bahwa kunci keberhasilan Sanimas di Cimahi ada pada tiga hal:
✅ Partisipasi masyarakat
✅ Kepedulian terhadap lingkungan
✅ Komitmen membayar iuran secara rutin
“Kami harap, ini bukan pertemuan terakhir. Semoga menjadi jembatan kerja sama internasional untuk menciptakan akses sanitasi yang layak, ramah lingkungan, dan berbasis komunitas,” tambah Nining.
Delegasi Pakistan pun mengaku pulang dengan ‘oleh-oleh berharga’. Inovasi Cimahi akan jadi panduan penting dalam menyusun program WASH di negaranya.
Cimahi, kota kecil yang kini jadi guru besar sanitasi dunia. Dari botol bekas, lahir inspirasi lintas negara!*
