Tribunpandawa.id, Cimahi - ‘Pahlawan Teladanku, Terus Bergerak Melanjutkan Perjuangan’. Tema ini mengajak seluruh elemen bangsa untuk meneladani semangat para pahlawan dalam mengisi kemerdekaan dan melanjutkan perjuangan demi kemajuan Indonesia.
Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan mengenang jasa para pahlawan.
Peringatan ini telah ditetapkan melalui Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor 316 Tahun 1959.
Tahun 2025, Hari Pahlawan mengusung semangat baru yang menegaskan pentingnya melanjutkan perjuangan para pendahulu melalui karya nyata dan kontribusi bagi bangsa.
Dalam amanatnya, Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, menyampaikan bahwa Hari Pahlawan adalah momen untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
“Mereka bukan sekadar nama yang terukir di batu nisan, melainkan cahaya yang menerangi jalan kita hingga hari ini,” ujarnya.
Ngatiyana menambahkan, perjuangan di masa kini berbeda dengan masa lalu. Jika dahulu para pahlawan berjuang dengan bambu runcing, kini perjuangan dilakukan melalui ilmu pengetahuan, empati, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Namun semangatnya tetap sama, membela yang lemah, memperjuangkan keadilan, dan memastikan tidak ada satu pun anak bangsa yang tertinggal dari arus kemajuan,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa semangat tersebut sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menyoroti pentingnya pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Pemerintah Kota Cimahi, lanjut Ngatiyana, berkomitmen untuk terus melanjutkan perjuangan para pendahulu melalui program pembangunan yang berpihak pada rakyat dan mendorong kemajuan daerah.
“Peringatan Hari Pahlawan diharapkan menjadi momentum bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya warga Kota Cimahi, untuk terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara,” katanya.
“Semangat kepahlawanan harus terus dihidupkan dalam setiap aspek kehidupan, demi mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera,” tandasnya.
(Mang Cu Bacuner's)
