Tribunpandawa.id, Cimahi – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, Andy, memaparkan rencana penguatan sistem peringatan dini bencana di wilayahnya.
Mulai tahun 2026, Cimahi akan memulai pemasangan perangkat monitoring banjir yang nantinya akan dikembangkan secara bertahap hingga mencakup deteksi gempa dan kualitas lingkungan.
“Alat yang akan dipasang bukan simulator, melainkan sensor dan sistem peringatan. Tahap awal difokuskan pada deteksi banjir dan banjir bandang. Ke depan bisa diperluas ke sensor getaran gempa, pemantauan sampah di sungai, hingga kualitas udara,” ujar Andy saat ditemui awak media, Sabtu (27/9/2025).
BPBD juga menyiapkan rambu evakuasi di kawasan perumahan agar masyarakat lebih mudah memahami jalur aman saat bencana terjadi. Ke depannya, sistem ini dirancang untuk bisa terkoneksi dengan telepon pintar hingga televisi warga sebagai early warning system.
Andy menegaskan, mitigasi bencana tidak hanya bergantung pada alat, tetapi juga pada kesiapan masyarakat. Karena itu, BPBD menggelar pelatihan selama tiga hari di kawasan Cigugur Tengah.
Pelatihan mencakup teori, simulasi evakuasi, hingga pembagian peran ketika situasi darurat terjadi.
“Kami ingin warga tahu bagaimana evakuasi mandiri, evakuasi keluarga, dan mengurangi risiko jika gempa atau bencana lain datang tiba-tiba. Intinya, kesiapsiagaan harus dimulai sejak sekarang,” pungkasnya.
(Mang Cu Bacuner's)