Tribunpandawa.id, Cimahi – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kota Cimahi menggelar aksi demonstrasi damai di depan Gedung DPRD Kota Cimahi, Selasa (2/9/2025).
Massa aksi memusatkan kegiatan di kawasan Alun-alun Cimahi, menyuarakan beragam isu yang mereka nilai krusial dan mendesak.
Dalam orasi yang berlangsung bergantian, perwakilan mahasiswa menegaskan bahwa aksi ini murni lahir dari hasil kajian akademis, tanpa campur tangan kepentingan politik.
Mereka menekankan, langkah turun ke jalan merupakan wujud kepedulian terhadap nasib rakyat dan masa depan demokrasi.
Salah satu tuntutan utama adalah desakan agar DPRD Kota Cimahi menyampaikan aspirasi mereka ke pemerintah pusat, khususnya terkait rancangan undang-undang yang dianggap sensitif dan perlu dipisahkan pembahasannya.
Selain isu nasional, mahasiswa juga menyoroti praktik represif aparat dalam mengawal aksi di berbagai daerah.
Mereka mendesak Polri melakukan evaluasi menyeluruh agar hak berdemokrasi masyarakat tetap terjaga.
“Represivitas aparat sudah terlalu jauh. Mahasiswa sebagai kaum intelektual tidak boleh berdiam diri,” ujar salah seorang orator lantang.
Isu lokal pun tak luput dari sorotan. Berdasarkan data yang mereka bawa, jumlah pengangguran di Kota Cimahi mencapai 27 ribu orang, sedangkan angka kemiskinan menyentuh 28 ribu jiwa.
Menurut mereka, fakta tersebut merupakan pekerjaan rumah besar yang harus segera dijawab pemerintah daerah.
Para mahasiswa menegaskan bahwa aksi ini tidak lahir secara tiba-tiba. Mereka telah melakukan kajian data dan diskusi intensif sebelum memutuskan turun ke jalan.
Harapannya, DPRD Kota Cimahi maupun pemerintah daerah mau membuka ruang dialog terbuka tanpa harus menunggu eskalasi lebih besar.
“Kami datang membawa data, bukan kepentingan politik. Tuntutan ini murni lahir dari keresahan mahasiswa dan masyarakat Cimahi,” tutup perwakilan aksi.
