Tribunpandawa.id, Bandung - Di balik panggung sepak bola nasional, ada satu nama yang menorehkan kisah luar biasa. Aditya Permana, jebolan Diklat Persib Bandung, membuktikan bahwa mimpi tidak harus berhenti, bahkan ketika kaki pun tak lagi utuh.
Ia kehilangan satu kakinya. Tapi bukan semangatnya. Bukan pula kecintaannya pada sepak bola.
Aditya, yang sempat satu angkatan dengan Hanif Sjahbandi dan Gian Zola, adalah bagian dari Diklat Persib 2014–2015. Bersama skuad Persib U-17, ia turut mengantar tim menjuarai turnamen di Jawa Barat.
Namun saat dunia menjanjikan panggung besar, takdir memberinya tikungan tajam.
Ketika Mimpi Diremuk Cedera
Semasa kuliah di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Aditya aktif bermain futsal antar kampus. Tapi sebuah insiden dalam pertandingan uji coba menjadi titik balik.
Sebuah keras membuat tulang kaki kanannya patah. Karena keterbatasan biaya, ia hanya mengandalkan pengobatan tradisional.
“Saya tidak langsung operasi. Biaya jadi kendala. Tapi akhirnya infeksi menyebar,” ungkap Aditya.
Hingga akhirnya, keputusan berat itu datang: amputasi kaki kanan. Dunia seolah runtuh. Tapi Aditya menolak tenggelam dalam duka.
Dari Kruk ke Garuda: Sepak Bola Amputasi Jadi Cahaya
Alih-alih meratap, Aditya bangkit. Ia menemukan harapan baru dalam sepak bola amputasi. Dengan semangat dan latihan yang konsisten, Aditya lolos seleksi Timnas Amputasi Indonesia. Bukan hanya itu ia bahkan ikut membela Merah Putih di ajang Piala Dunia Amputasi 2022 di Turki.
Meski Indonesia harus puas di peringkat 22, keberadaan Aditya di ajang dunia itu menjadi bukti: mimpi tak mengenal batas fisik.
“Saya pikir hidup saya selesai. Tapi ternyata Tuhan punya cerita lain,” katanya dengan mata yang menyimpan cahaya.
Bukan Sekadar Cerita, Tapi Warisan Semangat
Kisah Aditya adalah kisah tentang menjahit ulang harapan dari sobekan luka. Dari stadion lokal ke panggung dunia, dari kehilangan kebangkitan.
Ia bukan hanya mantan pemain Persib. Ia adalah lambang bahwa mimpi bisa terus hidup, meski dengan satu kaki.*
