Tribunpandawa.id, Cimahi – Di tengah dinamika perebutan kursi Ketua DPD KNPI Kota Cimahi, sebuah kejutan hangat datang dari tiga sosok muda yang semula bersaing. Pada Rabu, 30 Juli 2025, ketiganya resmi menyerahkan berkas pencalonan. Namun bukan persaingan yang terjadi melainkan penyatuan.Salman Faris dan Farid Dharmagati Al Min, dua dari tiga bakal calon, memilih menanggalkan ego pribadi dan secara terbuka menyatakan dukungan penuh kepada satu nama, Sultan Mujahid Abdul Jabbar.
“Secara administratif, kami bertiga sudah lengkap. Tapi setelah diskusi panjang dan mendalam, saya dan Farid sepakat mendukung Sultan,” ujar Salman. Ia menegaskan keputusan ini diambil tanpa tekanan apa pun, murni dari semangat kolektif untuk kemajuan pemuda Cimahi.
Farid pun menyuarakan hal serupa. “Saya tidak ingin organisasi kepemudaan dijadikan arena konflik. Kalau kita bisa bersatu, kenapa harus terpecah?” katanya tegas.
Langkah tak terduga ini pun disambut haru dan rasa syukur oleh Sultan Mujahid Abdul Jabbar. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa pencalonannya bukan hasil transaksi politik, tapi buah dari kesadaran bersama.
“KNPI bukan panggung adu gengsi, tapi ruang pengabdian. Kita perlu kerja kolaboratif, bukan kompetisi yang membelah,” ujarnya.
Hadir pula Karni, tokoh muda yang menjadi penghubung dalam proses rekonsiliasi. Ia menyebut kesepakatan ini sebagai bentuk penghormatan terhadap semangat awal berdirinya KNPI sebagai rumah bersama untuk gagasan, bukan arena perebutan kekuasaan.
Langkah penyatuan ini membawa angin segar bagi gerakan kepemudaan di Cimahi. Ketiganya sepakat bahwa tantangan seperti pengangguran dan minimnya ruang ekspresi anak muda tak bisa diatasi sendiri-sendiri. Butuh sinergi, keikhlasan, dan visi bersama.
Rekonsiliasi ini bukan sekadar manuver politik, ia menjadi simbol kematangan generasi muda Cimahi. Bukan soal siapa yang memimpin, tapi bagaimana bersama-sama memajukan.
Karena ketika ego diturunkan, jalan perubahan terbuka lebar.
(Mang Cu Bacuner's)

