Tribunpandawa.id, Kab Bandung - Di sebuah sudut Jalan Kampung Melayu, Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih, ada semangat yang tak pernah padam, menyala di antara asap kuah panas dan aroma gurih yang menggoda.
Di sanalah Bakso Ikan Sinar Bahari setia berdiri, dijajakan oleh seorang pelaku usaha kecil yang tak kenal waktu, tak kenal lelah.
Ia bukan sekadar pedagang. Ia adalah potret ketekunan, sosok yang menyambut pagi dengan harapan dan menutup malam dengan sabar.
Mang Bedu, Di balik gerobak sederhananya, ia menunggu. Kadang sepi, kadang ramai. Tapi ia tak pernah menyerah.
“Pembeli datang nggak tentu. Kadang siang, kadang malam. Tapi saya tetap buka, tetap semangat. Ini cara saya bertahan,” ujar mang Bedu sambil mengaduk kuah bakso yang mengepul.
Di tengah derasnya persaingan kuliner, Bakso Ikan Sinar Bahari punya rasa Kuah khas yang lahir dari resep turun-temurun.
Tekstur ikannya lembut, kuahnya gurih alami, dan senyum si penjual jadi bumbu tambahan yang membuat pelanggan kembali.
“Capek pasti, apalagi kalau hujan atau dagangan belum habis. Tapi saya percaya, rezeki nggak akan salah alamat,” ucapnya lirih, matanya menatap jauh, penuh harap.
Bakso ini tak hanya menjual rasa, tapi juga cerita: tentang perjuangan, pengorbanan, dan cinta pada pekerjaan. Di tengah gemerlap kota, kisah kecil dari Kampung Melayu ini mengingatkan bahwa usaha tak pernah mengkhianati hasil asal dilakukan dengan hati.(Mang Cu)
