Tribunpandawa.id, - Kamis, 26 Juni 2025,Teriknya matahari tak menyurutkan langkah jurnalis kami untuk menepi sejenak di sebuah sudut rasa yang akrab bagi warga Cimahi: Warteg Bahari.
Terletak di jantung kota, warung makan sederhana ini menyuguhkan lebih dari sekadar lauk pauk dan nasi hangat ia menyimpan cerita kehidupan, keakraban, dan cita rasa khas rakyat jelata.
Tepat saat jarum jam menunjuk pukul 12 siang, aroma tumis kangkung, telur balado, dan ikan goreng menyambut siapa pun yang melangkah masuk.
Suasana penuh canda dari pelanggan dan ramahnya sapaan sang penjaga warteg, Ibu Yati, menjadi penawar letih di tengah hiruk-pikuk kota.
“Di sini, pelanggan bukan sekadar pembeli, tapi sudah seperti keluarga,” ujar Ibu Yati sambil tersenyum saat di wawancara awak media'' sambil menyendokkan sayur asem ke piring pelanggannya.
Bukan hanya murah meriah, Warteg Bahari menjadi saksi diam dinamika harian Kota Cimahi.
Dari Jurnalis, buruh, tukang ojek, hingga mahasiswa semua membaur di meja yang sama.
Inilah warung makan rakyat yang menjaga denyut kehidupan kota tetap hangat dan sederhana.
Warteg Bahari, mungkin bukan restoran bintang lima, tapi di sinilah bintang kehidupan rakyat bersinar setiap hari.(Mang cu)
