Tribunpandawa.id, Cimahi — Di tengah sejuknya angin sore yang berhembus lembut di halaman DPRD Kota Cimahi, seorang tokoh kawakan duduk bersahaja di bawah pohon rindang. H. Achmad Gunawan, SH, MH,akrab disapa Agun mantan Ketua DPRD dan advokat senior asal Cimahi, kembali menggelorakan pesan penting: persatuan adalah harga mati.
Dalam pertemuan hangat bersama sejumlah aktivis aliansi sosial, Kamis (19/6/2025), Agun menyampaikan kegelisahannya terhadap fenomena pecah belah yang kerap muncul di tubuh organisasi.
“Saya mengajak sahabat-sahabat dekat saya, terutama di dalam aliansi, agar menjadi contoh yang baik bagi organisasi lain. Kota Cimahi harus aman, nyaman, dan terkendali. Jangan sampai persoalan internal memicu perpecahan,” tegas Agun, dengan nada yang teduh tapi penuh penekanan.
Menurutnya, luka organisasi seringkali berawal dari dalam: dari kursi yang diperebutkan, dari jabatan yang dikejar, dari transparansi yang diabaikan, hingga komunikasi yang macet dan menyisakan sakit hati.
“Hukum tertinggi dalam berorganisasi itu musyawarah mufakat. Bukan voting, bukan adu kuat. Kalau bisa dibicarakan baik-baik, ya bicarakan. Man to man, hati ke hati,” lanjutnya.
Pesan moral pun disampaikan dengan tegas namun penuh kehangatan. Agun mengingatkan bahwa organisasi sosial sejatinya adalah wadah pengabdian, bukan ladang transaksi atau ruang ambisi.
“Kalau ada masyarakat butuh jembatan ke Pemkot, bantu. Tapi jangan pernah meminta imbalan uang. Sekali organisasi bermain uang dan jabatan, itu awal keretakan,” ucapnya tajam, namun tak kehilangan rasa.
Meski hanya bersandar pada batang pohon dan beratapkan langit, Agun menegaskan bahwa kekuatan organisasi bukan di ruang sekretariat, tapi pada keikhlasan dan soliditas anggotanya.
“Selama tidak ada perebutan jabatan, tidak ada saling curiga, aliansi akan tetap solid. Jaga Cimahi, jaga pemimpin kita, dan kuatkan peran sosial kita untuk masyarakat,” pungkasnya—sebuah penutup yang menggema seperti amanat dari seorang sahabat, bukan hanya seorang tokoh.
Dari bawah pohon rindang itu, Cimahi kembali diajak merenung: bahwa akar persatuan bukan di kantor megah, tapi di hati yang tulus menjaga kebersamaan.(Mang Ucu)
